Gilakoi.com – Apakah kamu pernah mendengar udang mantis? Udang ini merupakan salah satu jenis crustacea yang hidup diantara susunan terumbu karang dan sangat senang hidup di dasar lautan terutama pasir berlumpur. Meski begitu ia juga dapat hidup di air payau.
Jika dilihat dari segi ekologinya udang yang punya nama latin Stomatopoda ini, merupakan makhluk yang memiliki peran penting dalam ekosistem terumbu karang dengan menjaga populasi dan memelihara semua spesies yang ada baik secara langsung maupun tidak langsung.
Spesifikasi udang mantis
Udang ini dinamakan mantis, sebab bentuk dan sifatnya memang sangat mirip dengan belalang mantis atau lebih kenal dengan belalang sembah. Ia adalah salah satu anggota dari ordo Stomatopoda.
Mereka memiliki panjang tubuh yang mencapai 30 sentimeter, dengan pengecualian suatu spesimen sepanjang 38 cm yang tercatat.
Sekali bertelur, jumlahnya bisa mencapai ribuan. Udang ini juga terkenal sebagai binatang yang sangat posesif terhadap teritorinya. Setiap ada mahluk lain yang mendekat lubangnya, akan diserangnya tanpa ampun.
Ada sekitar 400 jenis mantis yang keberadaannya tersebar di seluruh dunia. Salah satu yang mempunyai warna menarik, dan sering menjadi obyek foto para fotografer underwater, adalah peacock mantis shrimp (Odontodactylus scyllarus ). Warna tubuhnyalah yang membuatnya disamakan dengan burung merak.
Keunggulan udang mantis
Udang yang satu ini pun, mempunyai beberapa keistimewaan yang membedakannya dengan krustacea yang lainnya.
Menurut seorang ahli biologi, dari Bristol, Inggris, Dr. Nicholas Roberts, mengatakan bahwa keistimewaan udang ini yang paling menonjol terletak pada matanya.
Ia memiliki penglihatan yang sangat baik dibandingkan dengan makhluk lain.
”Mata udang itu jauh mengungguli apa pun yang mampu diciptakan manusia hingga saat ini.”
Pasalnya mata udang ini dapat melihat cahaya yang terpolarisasi dan memprosesnya dengan cara yang tidak dapat dilakukan manusia. Gelombang cahaya yang terpolarisasi ini dapat merambat lurus atau berputar seperti spiral.
Bahkan udang ini tidak hanya melihat cahaya yang terpolarisasi dalam bentuk lurus maupun memutar, tetapi juga bisa mengubah cahaya tersebut dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Kemampuan melihatnya yang unik ini juga mampu membuatnya melihat mahluk dari dimensi lain.
Keistimewaan lain yang dimilikinya juga terletak pada senjata yang melekat pada tubuhnya. Udang mantis berbahaya sebab ia memiliki dua senjata layaknya cakar dan tinju. Cakarnya ini sangat tajam dan digunakan sebagai tombak untuk menusuk mangsanya. Bahkan cakar udang yang berukuran besar ini, mampu memotong jari tangan manusia.
Selain itu, ada juga tinjunya yang menyerupai kecepatan peluru kaliber 22 serta populer dikenal sebagai jempol splitter. Dengan begitu udang ini mampu meninju musuhnya dengan kecepatan melebihi 80 km/jam.
Sementara di bagian luar alat pemukul udang ini terdiri dari kristalisasi mineral hidroksiapatit dengan konsentrasi yang sangat tinggi.
Hidroksiapit merupakan material utama penyusun tulang dan gigi manusia. Di bawahnya juga terdiri dari beberapa lapisan hidroksiapatit yang tidak mengkristal.
Pada lapisan paling dalam terdapat kandungan kitin, yaitu senyawa yang sering ditemukan pada eksoskeleton krutasea dalam bentuk heliks, diantara lapisan-lapisan kitin tersebut juga terdapat hidroksiapatit.
Berdasarkan temuan yang dilaporkan para peneliti dalam Science, ketika udang mantis memukul dan terjadi retakan pada bagian pemukulnya, ketiga lapisan yang disebutkan diatas dapat mencegah retakan tersebut menyebar, sehingga organ pemukulnya bisa tetap utuh.
Di habitatnya, tinju mantis digunakan mencari makan juga, seperti memecahkan cangkang kerang, kepiting ataupan cangkang moluska yang lainnya.
Kandungan dan harga di pasaran
Meski begitu, mantis mengandung nutrien yang cukup tinggi yaitu protein 43,91%; lemak 12,35%; serat kasar 16,01%. Tak heran jika udang mantis harganya terbilang cukup mahal.
Dalam keadaan hidup, harga udang mantis dijual per ekor berdasarkan ukuran panjang, dengan kisaran Rp 10.000,- hingga Rp 80.000,-. Sedangkan dalam keadaan mati, udang ini dijual dengan harga Rp 45.000,-/kg.