Tips Penetesan Telur Ikan Nila – Menetaskan telur ikan nila adalah salah satu tahap penting dalam pembenihan ikan. Proses ini cukup krusial dalam menentukan keberhasilan budidaya ikan nila. Pemelihara perlu memastikan bahwa penetasan telur ikan nila harus dilakukan dengan cara yang tepat dan hati-hati.
Telur ikan nila berwarna kekuning kuningan, dan memiliki diameter 2,8 mm. Telur akan dierami selama 3-7 hari. Induk ikan akan mengeluarkan larva ikan (burayak) dan akan menjaga rombongan larva tersebut, dan akan kembali menghisap larva tersebut dalam mulutnya apabila merasa berada didalam bahaya.
Sebagai Pembudidaya profesional maupun pemula, pemelihara perlu melengkapi wawasan tentang ciri-ciri telur ikan nila yang berkualitas dan bagaimana cara menetaskan telur ikan nila. Yuk, simak berikut pembahasannya.
Ciri-ciri Telur Ikan Nila yang Berkualitas
Dalam sekali memijah, ikan nila betina bisa mengeluarkan telur sebanyak 300-800 butir, tergantung pada ukuran tubuh induk ikan nila. Telur ikan nila yang berkualitas baik berwarna kekuningan dengan diameter 2,8 mm, terapung di permukaan, tidak lengket, berbentuk bulat, dan terdapat inti telur. Sedangkan telur ikan nila yang buruk, memiliki ciri-ciri berwarna putih susu dan tenggelam di dasar permukaan. Perlu diketahui bahwa telur ikan nila rentan terhadap serangan jamur. Jika telur yang telah menetas dibalut jamur, kualitasnya akan menjadi buruk dan tidak akan menetas, kemudian membusuk.
Cara Meneteskan Telur Ikan Nila
Proses penetasan telur ikan nila harus dilakukan dengan hati-hati. Karena untuk meminimalkan rendahnya daya tetas telur yang menyebabkan sedikitnya benih ikan nila yang akan didapatkan. Penetasan telur ikan nila dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode konvensional dan metode intensif (menggunakan corong penetasan).
Pada metode konvensional, induk ikan nila yang bertelur akan menetas setelah 4-6 hari setelah pembuahan. Telur yang telah menetas tidak langsung dilepaskan oleh induknya, melainkan tetap di mulutnya. Kuning telur larva akan habis setelah berumur 5-7 hari. Setelah kuning telur habis, larva akan mencari makanan di sekitarnya dan induk ikan nila akan tetap menjaga dengan mengikuti kelompok larva berenang.
Induk betina akan melepas larva ikan nila jika sudah dapat berenang dan aman dari hewan lain. Jika keadaan lingkungan kurang aman, induk ikan nila akan menghisap kembali larvanya. Secara keseluruhan, proses ini berlangsung selama 18 hari.
Berikut cara menetaskan telur ikan dengan menggunakan corong penetasan:
1. Pemamenan Telur Ikan Nila
Panen telur dilakukan dengan cara menurunkan volume air kolam hingga ketinggian maksimal 10-20 cm. Panen telur dilakukan pada hari ke-9 setelah pembuahan.
2. Tangkap Induk Satu Persatu
Selanjunya, pemelihara perlu menangkap induk satu per satu untuk mengambil telur ikan. Sebelum menangkap induk ikan, pemelihara perlu mempersiapkan saringan untuk mempermudah menangkap indukan nila. Saringan yang digunakan adalah saringan kasar yang berfungsi untuk menangkap induk dan saringan halus untuk menampung telur ikan nila.
3. Pengembalian Telur Dari Indukan Telur Ikan Nila Betina
Selanjutnya adalah pengembalian telur dari indukan telur ikan nila betina. Proses pengambilan telur dari indukan betina dilakukan dengan cara memegang bagian kepala ikan. Pada saat bersamaan salah satu jari tangan membuka mulut dan menutup insang ikan nila.
Setelah itu, pemelihara dapat menutup insang lalu menyiram bagian mulut ikan menggunakan air, sehingga telur dapat keluar. Kemudian, telur-telur tersebut ditampung dalam wadah yang sudah disediakan. Pemelihara harus melakukan proses ini dengan hati-hati untuk meminimalkan gerakan induk ikan, sehingga telur tidak berceceran.
Selain itu, pemelihara perlu memastikan bahwa telur yang sudah ditampung di wadah jangan sampai terkena sinar matahari langsung. Selain itu, pastikan telur selalu bergerak karena telur ikan rentan akan kematian.
4. Penetesan Telur Ikan Nila
Telur yang diperoleh dari induk ikan nila dapat kalian bersihkan sebelum memasukkannya ke dalam corong penetasan. Pastikan corong penetasan terlindungi dari air hujan dan terik matahari secara langsung untuk mencegah tumbuhnya jamur. Pada corong penetasan terdapat pipa pemasukan dan pengeluaran air. Pipa pemasukan terdapat di dasar corong penetasan, sedangkan pipa pengeluaran terletak di bagian atas corong tetas.
Cara kerja dari corong penetasan adalah dengan mengalirkan air dari bak penampungan air (dengan bantuan pompa air) masuk ke dalam masing-masing corong melalui selang dan pipa paralon. Air yang masuk ke dalam corong akan menghasilkan arus yang dapat menggerakkan telur, sehingga telur yang ada di dalam corong penetasan akan berputar secara terus menerus.
Pemelihara perlu menjaga suhu corong penetasan pada kisaran 28-30 ℃. Dengan suhu ideal, telur ikan nila dapat menetas dalam 1-3 hari. Kemudian, air dalam kolam penetasan dapat pemelihara berikan metil blue untuk mencegah infeksi bakteri.
5. Pemanenan Larva
Terakhir adalah pemanenan larva. Telur yang sudah menetas dan menjadi larva akan berenang mengikuti arus air dari corong penetasan ke bak penampungan. Setelah itu, pemelihara dapat melakukan proses pemanenan larva ikan nila.
Itulah pembahasan mengenai ciri-ciri telur ikan nila yang berkualitas dan cara penetesan telur ikan nila dengan benar. Semoga bermanfaat!